Hak dan Kewajiban Jemaah Haji Setelah Melunasi Biaya BPIH




HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH HAJI  SETELAH MELUNASI BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI (BPIH)



 I.PENDAHULUAN
Sesuai Undang Nomor 34 Tahun 2009 perubahan atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji jo. pasal 7 menyebutkan, jemaah haji berhak memperoleh pembinaan, pelayanan dan perlindungan dalam menjalankan ibadah haji, yang meliputi:
         Pembimbingan manasik haji dan/atau materi lainnya, baik di tanah air, di perjalanan, maupun di Arab Saudi;
         Pelayanan akomodasi, konsumsi, transportasi dan pelayanan kesehatan yang memadai,
baik di tanah air, selama di perjalanan maupun di Arab Saudi;
         Perlindungan sebagai Warga Negara Indonesia;
         Penggunaan paspor haji dan dokumen lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan ibadah
haji dan
         Pemberian kenyamanan transportasi dan pemondokan selama di tanah air, di Arab Saudi dan
saat kepulangan ke tanah air.


II. HAK JEMAAH HAJI
Jemaah haji berhak memperoleh:
Di Tanah Air
         Memperoleh buku paket Manasik Haji;
         Memperoleh bimbingan ibadah dan manasik haji;
di Kementerian Agama Kabupaten Kota dan di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan serta pada saat di embarkasi.
         Memperoleh pembagian kelompok terbang;
         Pengelompokan dalam kelompok terbang (kloter) yang disusun dengan memperhatikan
hubungan kekerabatan, wilayah tempat tinggal dan lainnya.
         Memperoleh akomodasi dan konsumsi;
         Akomodasi selama maksimal 24 jam di asrama haji embarkasi menjelang keberangkatan ke-
Arab Saudi, termasuk konsumsi.
         Memperoleh perbekalan haji;

Paspor haji yang telah di visa; gelang identitas jamaah haji; living cost dan manfaat asuransi haji.
         Memperoleh transportasi;
Transportasi Indonesia–Arab Saudi pergi pulang.
         Memperoleh pelayanan kesehatan;
Vaksinasi miningitis, pelayanan kesehatan dan untuk perawatan jamaah haji sakit
pelayanannya mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
1061/Menkes/SK/XI/2008 tanggal 11 Nopember 2008 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Haji, beserta Petunjuk Pelaksanaan Pengobatan Rawat Jalan dan Rawat Inap pada Embarkasi/ Debarkasi Rumah Sakit Rujukan Haji.
         Memperoleh perlindungan dan keamanan;
         Memperoleh informasi haji.
         Saat akan menuju bandara, harus masuk ke bus yang telah disiapkan dengan tertib sesuai
rombongan masing-masing


Di Arab Saudi
Jeddah
         Memperoleh konsumsi;
Konsumsi pada saat kedatangan di bandara King Abdul Aziz International Airport (KAIA) Jeddah.
         Memperoleh transportasi ke Makkah;
         Memperoleh perlindungan dan keamanan;
         Memperoleh bimbingan ibadah dan manasik haji;
         Memperoleh layanan kesehatan;
         Memperoleh informasi haji.


Madinah
         Memperoleh pemondokan dan konsumsi
         Memperoleh Transportasi;
Transportasi ke Makkah/ di Bandara Madinah.
         Memperoleh Perlindungan dan Keamanan;
         Memperoleh bimbingan ibadah dan manasik haji;
         Memperoleh layanan kesehatan;
         Memperoleh informasi haji.

Makkah
         Memperoleh Pemondokan dan Konsumsi (makan siang);
         Memperoleh Transportasi;
Transportasi ke Masjidil Haram bagi jamaah yang menempati pemondokan jauh. Transportasi ke Madinah/Jeddah;
         Memperoleh Perlindungan dan Keamanan;
         Memperoleh bimbingan ibadah dan manasik haji;
         Memperoleh layanan kesehatan;
         Memperoleh informasi haji.


Arafah dan Mina
         Memperoleh Tenda dan Konsumsi;
         Memperoleh Transportasi;
Transportasi Makkah–Arafah–Muzdalifah-Mina-Makkah.
         Memperoleh Perlindungan dan Kemanan;
         Memperoleh Safari Wukuf bagi yang tidak sanggup melaksanakan haji disebabkan sakit.
         Memperoleh Haji Badal bagi yang wafat dan sakit berat;
         Memperoleh Perlindungan dan Keamanan;
         Memperoleh bimbingan ibadah dan manasik haji;
         Memperoleh layanan kesehatan;
         Memperoleh informasi haji.


III.      KEWAJIBAN JEMAAH HAJI
Jemaah Haji wajib mematuhi tata tertib dan aturan-aturan tentang penyelenggaraan ibadah haji:
Pendaftaran dan Pemberangkatan
         Mendaftar melalui Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai domisilinya;
         Membayar setoran awal BPIH pada Bank Penerima Setoran (BPS) BPIH;
         Memeriksakan kesehatan;
         Melunasi BPIH tahun berjalan pada BPS-BPIH;
         Mengikuti bimbingan dan manasik haji di Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan
Kantor Urusan Agama setempat;
         Membuat paspor biasa di kantor Imigrasi yang dipergunakan untuk menunaikan ibadah haji;
         Menyerahkan paspor biasa kepada Kementerian Agama setelah melunasi BPIH tahun berja-
lan;

         Bergabung dalam kelompok terbang berdasarkan domisili, kekeluargaan dan hubungan
kekerabatan lainnya yang dibentuk pada saat bimbingan manasik haji.


Di Asrama Haji Embarkasi
         Menyerahkan Surat Panggilan Masuk Asrama (SPMA);
         Memeriksakan kesehatan badan (pemeriksaan terakhir);
         Menimbangan barang bawaan yang akan dimasukan ke bagasi;
         Mengikuti ceramah bimbingan manasik, kesehatan tata cara di pesawat selama dalam pener-
bangan dan peragaan manasik haji;
         Memakai pakaian seragam jemaah haji kecuali sedang dalam keadaan ihram;
         Menjunjung tinggi nama baik bangsa serta kesalehan sosial;
         Saat akan menuju bandara, harus masuk ke bus yang telah disiapkan dengan tertib sesuai
rombongan masing-masing saat akan menuju bandara.


Di Pesawat Selama Dalam Penerbangan
         Masuk kedalam pesawat dengan tertib (antri) dan mencari tempat duduk masing-masing
sesuai dengan nomor duduk yang tercantum dalam boarding pass;
         Menerima dan mematuhi petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh awak pesawat tentang tata
cara dan hal-hal yang harus dihindari demi keselamatan selama dalam penerbangan;
         Menempatkan barang bawaan berupa tas tentengan di tempat yang ditentukan demi kea- manan selama dalam penerbangan. Sebelum pesawat mendarat ditempat tujuan dilarang membongkar barang-barang tentengan yang telah ditempatkan sesuai petunjuk awak pesa- wat;
         Duduk tenang selama dalam penerbangan.


Di Bandara (Jeddah/ Madinah)
         Setelah pesawat mendarat, menunggu petunjuk/pengumuman dari awak pesawat apabila
akan mengambil barang bawaan berupa tas tenteng;
         Turun dari pesawat dengan tertib, jangan lupa tas tenteng dan kantong passport;
         Antri dengan tertib di loket yang telah ditentukan sambil menunjukkan passport haji kepada
petugas Imigrasi Arab Saudi, laki-laki bersama laki-laki dan wanita bersama wanita;
         Mencari barang bawaan yang dibagasikan dengan mempersiapkan kunci kopernya, kemu- dian memeriksakan kepada petugas Bea dan Cukai Arab Saudi;
         Menerima tiket bus dari naqobah, untuk melanjutkan perjalanan ke pemondokan Makkah

bagi gelombang II;
         Meskipun regu/rombongan sudah terbentuk dari tanah air dan diharuskan menjaga keutu- hannya, karena kapasitas bus terkadang tidak sama, maka selama dalam perjalanan, ada regu/ rombongan yang untuk sementara akan dipecah dan setibanya dipemondokan anggota regu yang terpisah dapat bersatu kembali;
         Bagi jamaah gelombang II, kegiatan dibandara mempersiapkan diri untuk melaksanakan
ibadah umrah/haji bagi yang melakukan haji ifrad;
         Bagi Gelombang I tertib dalam proses ke Imigrasian, memasuki bis menuju hotel dan menem-
pati kamar-kamar didalam hotel.
         Memperoleh Konsumsi;
Konsumsi pada saat kedatangan dan kepulangan di Bandara King Abdul Aziz International
Airport (KAIA) Jeddah


Di Madinah Sebelum Wukuf
         Ketika bus memasuki kota Madinah, maka bus-bus tersebut akan singgah di terminal hijrah untuk memeriksakan passport dan mendapatkan informasi dari Petugas Haji Indonesia (Pani- tia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH))/Muasassah Adilla Madinah tentang penempatan pemondokan;
         Simpanlah uang/barang berharga lainnya di pemondokan dalam koper yang terkunci, atau dititipkan kepada petugas. Bilamana akan pergi ke Masjid cukup membawa untuk makan atau membawa uang secukupnya antara lain untuk berjaga-jaga apabila ada keperluan;
         Keluar dari kamar mandi harus berpakaian/menutup aurat demikian pula ketika dalam
kamar maupun keluar kamar;
         Sebelum keluar pemondokan perhatikan nomor rumah dan kenali lingkungan sekitarnya agar
kembalinya terhindar dari sesat jalan;
         Hendaknya tetap waspada dan hati-hati ditempat yang berdesak-desakan, seperti Raudhah
karena tempat tersebut rawan kehilangan uang atau kejahatan;
         Menjaga suasana yang harmonis selama di pemondokan, saling tolong menolong dan saling
membantu satu sama lain;
         Mengikuti ceramah yang dipimpin oleh Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI)/Tim Pembimb-
ing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI);
         Setelah selesai melaksanakan shalat Arbain, bagi jamaah gelombang I bersiap siap berangkat ke Makkah untuk melaksanakan Umrah/haji, mandi dan berpakaian ihram di pemondokan;
         Seluruh barang bawaan harus dibawa jangan sampai ada yang tertinggal;

         Melaksanakan shalat sunat 2 rakaat di pemondokan;
         Singgah di Bir Ali untuk mengambil Miqat, melaksanakan shalat dan niat Umrah;
         Bagi jamaah haji yang sakit agar berada dalam satu bus bersama-sama dengan keluarganya/
petugas kloter;
         Melaksanakan Shalat (arbain) bila mampu dengan tidak memaksakan diri apabila tidak sang-
gup yang disebabkan kesehatan atau hal lainnya.


Di Makkah Sebelum Wukuf
         Jamaah haji menempati pemondokan sesuai hasil Qur ’ah, dipandu oleh petugas maktab dan
PPIH serta dibantu TPHI serta petugas sektor;
         Perhatikan rumah/pemondokan yang ditempati agar tidak sesat. Setiap rumah/pemondokan di Makkah dipasang sticker bertuliskan tahun dan nomor rumah;
         Pergi ke Masjidil Haram sebaiknya secara berombongan/ beregu agar tidak sesat dijalan;
         Waspada dan berhati-hati ditempat yang berdesak-desakan seperti waktu thawaf dan sa’i,
karena ditempat tersebut rawan kehilangan uang dan kejahatan;
         Bagi yang melaksanakan haji tamattu hendaknya membayar dam sendiri atau melalui Bank
Al-Rajhi. Setiap pembayaran dam mendapat tanda bukti;
         Selama dalam pemondokan apabila ada masalah agar segera melaporkan ke ketua kloter
melalui ketua regu atau rombongannya masing-masing;
         Selalu memperhatikan dan mendengarkan petunjuk/pengumuman mengenai persiapan
keberangkatan ke Arafah;
         Tanggal 8 Dzulhijjah bersiap-siap berangkat ke Arafah untuk melaksanakan Wukuf pada tang- gal 9 Dzulhijjah, mandi, berpakaian ihram, shalat sunnat 2 rakaat di pemondokan dan mem- bawa bekal secukupnya. Bagi yang melaksanakan haji Tamattu hendaknya berniat haji dari pemondokan;
         Mentaati ketentuan-ketentuan/petunjuk dari petugas;
         Menaiki bus yang telah disiapkan oeh maktab dan diatur keberangkatannya ke Arafah dengan
sistem Taraduddi (Shuttle).


Di Arafah
         Setibanya di Arafah, menempati tenda besar yang telah disiapkan oleh maktab berupa tenda besar, yang setiap tendanya dapat menampung jamaah lebih dari satu kloter dengan tempat tidur karpet tanpa bantal;
         Selalu berdzikir, berdo’a dan membaca alqur ’an dan mematuhi larangan berihram hindari

berkata kotor, berbantah-bantahan, berbuat fasik dan kata-kata yang tidak bermanfaat. Disamp ing itu jangan memburu binatang ataupun membunuhnya dalam keadaan ihram;
         Apabila ada permasalahan mengenai ibadah dan kesehatan haji hendaknya menghubungi
TPHI,TPIHI, PPIH dan Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI);
         Pelaksanaan wukuf tanggal 9 Dzulhijjah diawali dengan mendengarkan khutbah yang disam- paikan oleh TPIHI waktu Wukuf dimulai setelah tergelincir matahari tanggal 9 Dzuhijjah, sampai dengan terbenam matahari pada tanggal 9 Dzulhijjah. Shalat dzuhur dan ashar dijama’ Taqdim dan Qasar di Arafah;
         Agar kondisi tetap prima selama di Arafah supaya makan dan minum yang cukup;
         Apabila merasa sakit segera menghubungi Dokter kloter atau Balai Pengobatan Haji Indonesia
(BPHI) di perkemahan Misi Haji;
         Perjalanan menuju Mina harus terlebih dahulu mabit di muzdalifah untuk memungut batu
kerikil sambil menunggu tengah malam.


Di Muzdalifah
         Setelah tiba di Muzdalifah perbanyak dzikir, membaca istighfar, berdo’a, membaca salawat Nabi Muhammad SAW, mencari kerikil 70 butir yang akan digunakan untuk melontar jumrah Aqobah tanggal 10, 11, 12, 13 Dzulhijjah (nafar tsani). Jika menginginkan nafar awal, maka cukup mengambil 49 butir kerikil;
         Setelah lewat tengah malam, jamaah haji akan diberangkatkan ke Mina dengan system Tarad-
dudi.


Di Mina
         Setibanya di Mina jamaah haji memasuki kemah-kemah sesuai maktab yang telah ditetapkan
dengan tertib dan teratur;
         Jamaah haji berada di kemah sejak tanggal 10 s.d 13 Dzulhijjah, bagi yang melaksanakan nafar tsani. dan yang akan melaksanakan nafar awal, maka meninggalkan Mina pada tanggal 12
Dzulhijjah sebelum terbenam matahari;
         Tanggal 10 Dzulhijjah jamaah haji melaksanakan lontar jumrah Aqobah sebanyak 7 kali lonta- ran, kemudian gunting rambut (tahalul awal) dan boleh ganti pakaian biasa tetapi belum boleh bersetubuh;
         Tanggal 11 Dzulhijjah melontar 3 jamrah (Ula, Wusta, Aqobah) masing-masing 7 kali;
         Tanggal 12 Dzulhijjah melontar 3 jamrah (Ula, Wusta, Aqobah) masing-masing 7 kali. Bagi yang nafar awal selanjutnya jamaah haji kembali ke Makkah sebelum terbenam matahari;

         Bagi yang nafar Tsani pada tanggal 13 Dzulhijjah masih melontar 3 jamrah (Ula, Wusta, Aqobah) masing-masing 7 kali, selanjutnya jamaah haji kembali ke pemondoan di Makkah dip impin oleh ketua kloter;
         Diupayakan lontar jamrah dilaksanakan secara beregu atau berombongan dipimpin oleh ketua regu atau rombongannya masing-masing dengan mengikuti anjuran dari Pemerintah Arab Saudi;
         Bagi jamaah haji yang dalam keadaan udzur atau sakit, lontar jamrah dapat diwakilkan
kepada salah seorang keluarga/ sahabat atau ketua regu/ ketua rombongan;
         Saat melontar jumrah sebaiknya jangan hanya berpedoman pada prinsip afdolnya, tetapi
perlu mempertimbangkan juga keselamatan/ keamanan dirinya.


Di Makkah Setelah Wukuf
         Setelah selesai operasional Arafah-Mina, jamaah haji kembali ke Makkah dan menempati pemondokan masing-masing dan dianjurkan segera melaksanakan thawaf ifadah setibanya di Makkah;
         Setelah waktu keberangkatan ke Jeddah untuk kembali ke tanah air bagi gelombang I atau keberangkatan ke Madinah bagi gelombang II diberitahukan oleh petugas, maka jamaah haji agar segera melaksanakan Thawaf Wada (Thawaf pamitan);
         Proses keberangkatan menuju Jeddah dalam rangka kembali ke tanah air, untuk jamaah haji gelombang I (dari Makkah) adalah sebagai berikut:
         Membawa seluruh barang bawaan, dipisahkan antara yang akan dibagasikan dalam
pesawat maupun yang ditenteng (dibawa sendiri dalam kabin).;
         Menaiki bus-bus yang telah disediakan oleh Maktab, diisi sesuai dengan kapasitas bus;
         Salah satu ketua regu atau ketua rombongan yang sudah berpengalaman ditunjuk seba
gai pimpinan (koordinator) dalam bus tersebut;
         Tempat yang dituju adalah Bandara Jeddah.


Di Madinah Setelah Wukuf
         Bagi jamaah haji gelombang II setelah Thawaf Wada kemudian melanjutkan perjalanan ke Madinah dengan menggunakan bus. Sesampainya di terminl Hijrah Madinah, bus diantar oleh petugas Muasasah langsung ke pemondokan;
         Jamaah menempati pemondokan yang telah ditentukan. Pemondokan di Madinah disediakan bagi jamaah haji untuk waktu 8 hari guna memenuhi pelaksanaan shalat Arbain (40 waktu) di Masjid Nabawi;

         Simpanlah uang/barang-barang berharga lainnya di pemondokan dalam koper yang
terkunci, bilamana akan pergi ke masjid cukup membawa uang seperlunya;
         Keluar dari kamar mandi harus berpakaian yang menutup aurat, demikian pula ketika dalam
kamar maupun keluar kamar;
         Sebelum keluar pemondokan perhatikan nomor rumah dan kenali lingkungan sekitarnya agar
kembalinya terhindar dari sesat jalan;
         Hendaknya tetap waspada dan hati-hati di tempat yang berdesak-desakan, seperti Raudhah
karena tempat tersebut rawan sebagai tempat kehilangan uang dan kejahatan.


Pasca Haji
         Menjaga kemabruran haji:
         Menjadi lebih Islam dan Iman dalam hubungan vertikal dan horizontal;
         Bekerja untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, dan masyarakat;dalam rangka beramal
secara professional untuk kemakmuran;
         Mewujudkan kemandirian umat;
         Jujur, adil, amanat dan nasehat.


Keberangkatan
Gelombang I : Tanah Air-Madinah-Makkah-Jeddah-Tanah Air
Gelombang II:  Tanah Air-Jeddah-Makkah-Madinah-Tanah Air










Tim Informasi Haji
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Gedung Siskohat Lantai 3
Jalan Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta
Telp. 021-3509177, 021-3509178, 021-3509179, 021-3509180, 021-3509181

Jika Allah Memang Ada

Jika Allah Memang Ada


Suatu ketika, seseorang mengeluh kepada sehabatnya tentang kesulitan hidupnya. Dia lalu menanyakan banyak hal. Sesaat kemudian mereka berdua terlibat percakapan yang hangat,
Pertanyaan pertama diajukannya ...

“Apakah pernah kau berpikir, jika Allah memang ada, mengapa ya harus ada kesedihan dan air mata? Bukankah gampang baginya untuk membuat semua hal menjadi bahagia?”

Sang sahabat dengan tenang  menjawab. “Sahabatku, tanpa mengalai kesedihan manusia tak akan tahu tentang sebuah kesyukuran saat mereka akhirnya bisa berbahagia. Jika manusia tak pernah bersedih. Mereka juga akan mudah lupa tentang indahnya semangat bangkit dari keterpurukan.

Kesedihan akhirnya juga menuntun manusia untuk menyadari bahwa tiada kesempurnaan sebuah bahagia, kecuali jika dia meletakkan segalanya hanya kepada Allah yang Maha Kuasa.”

Dia kemudian bertanya kembali, “Lalu, jika Allah memang ada, mengapa harus ada kegagalan? Bukankah mudah bagi-Nya untuk membuat segalanya selalu dalam keadaan berhasil?”

Sang sahabat kembali menjawab, “Insha Allah dengan berlalunya waktu, manusia akan menyadari bahwa kegagalan selalu mengajarkan pentingnya semangat “sekali lagi”. Sebuah semangat yang akan mendekatkan kita pada sebuah keberhasilan dan kesuksesan yang sebenarnya,

Kegagalan menjadikan manusia tegar dalam cobaan dan tetap rendah hati saat dia telah berhasil.  Dengan itu pula terseleksilah mana-mana manusia yang kuat dan mana saja manusia yang lemah.

Kegagalan juga mengajarkan sebuah sifat mulia yaitu menghargai. Lihatlah pata manusia yang pernah gagal dalam sesuatu, dia akan melangkah dengan hati-hati dan lebih menghargai, karena dia telah menyaksikan sendiri dan merasakan sendiri bagaimana susahnya menjadi manusia yang gagal. Setelah itu, saksikanlah pula,  bahwa akan ada sesuatu yang membaik dalam hidupnya.
Selain itu, Allah ingin menguji siapa yang serius untuk menjauh dari hal yang bernama gagal. Allah juga ingin melihat siapa hambanya yang serius berusaha untuk itu dan siapa yang tidak. Bayangkan jika di dunia ini, semua hal bisa di dapat dengan mudah tanpa ada cambuk dari sebuah kegagalan, pasti tidak seru lagi hidup kita ini, kan? ”

Masih dengan rasa penasaran yang hebat, pertanyaan kembali dihadirkan olehnya, “ Jika Allah memang ada, kenapa harus hambanya menjadi seorang miskin dan yang lain kaya? ”

Tetap dengan senyum, sang sahabat menjawab, “ Pernahkah kan melihat orang kaya yang tak bisa menikmati kekayaanya dan malah menjadikan semuanya itu terasa kosong dikehidupannya? Pernahkah juga kau menyaksikan orang miskin yang dengan ringan bisa tertawa riang tanpa beban walau mereka tidak tahu apa yang akan mereka makan besok? Allah telah banyak memiskinkan orang kaya karena terlalu sibuknya mereka dengan harta dan mengkayakan orang miskin lantaran luasnya hati mereka menyikapi kehidupan sungguh, bukan banyaknya atau sedikitnya harta yang membahagiakan, namun hanya sebuah keberkahan yang terkandung di dalamnya lah yang mendamaikan batin kita dan itulah yang sebenar-benarnya kita butuhkan.

Allahpun juga ingin menguji, siapa hambanya yang tetap pada jalanNya, bahkan saat dia kaya ataupun miskin. Bukankah harta adalah salah salah satu yang menggelitik bathin manusia untuk mudah berpaling dari-Nya?

Allah juga mengajarkan bahwa jika kau ingin beroleh banyak hartam maka kerja keraslah yang harus kita lakukan, atau kemiskinan akan mendera kehidupan kita. Kau rajin maka kan kaya, kau malas maka kau akan miskin dengan semua itu bukanlah Allah itu sudah sangat maha adil? ”

Selanjutnya, seperti tidak mau kalah pertanyaan bertubi-tubi pun tetap dilontarkannya, “ Lalu bisakah kau menjelaskan mengapa harus ada sebuag kekurangan di dunia ini? Bukankah dengan kuasaNya. Allah bisa melebihkan kita atas segala hal?, Dan bagaimana pula dengan sebuag kekalahan? Mengapa dia biarkan  manusia mengalami kekalahan? "

Sang sahabat menjawab, “Jika engkau hidup dalam kekurangan, tahukah kau sebenarnya itulah cara Allah menyayangimu. Kau akan selalu dekat dengannya. Kau akan sangat ringan menengadahkan tanganmu dalam memohon, kau akan sangat tulus dalam menangis saat meminta, dan kau akan merendahkan dirimu demi terkabulnya doa-doamu. Sampai-sampai kau tak punya wakti lagi untuk berbuat dosa kepadaNya, dan ketika semua itu tercapai kau akan menyadari bahwa yang kau perlukan sebenarnya hanyalah Allah  saja, maka hidupmu akan terasa sangat lengkap dan berlebih.



Dan tentang sebuag kekalahan, tahukah kau bahwa Dia sangat menyayangimu sehingga Allah tidak ingin  melihatmu sombong dengan terus menerus memberikan kemenangan. Dia ingin menegaskan kepadamu bahwa sifat sombong itu tidak pantas uintukmu. Bahwa diatas langit masih ada langit. Bukankah Allah itu sangat baik dengan tetap menjagamu untuk selalu menjadi manusia yang rendah hati dan mau terus menerus memperbaiku untuk menjadi seorang pemenang.?"

Mendengar penjelasan sahabatnya, sebuah pertanyaan kembali diajukan " Bagaimana halnua dengan rasa sakit? Jika Allah memang ada, kenpa dia membiarkan kesakitan mendera tubuh dan hati manusia?"

Kesakitan yang terus menerus yang dirasakan manusia sebenarnya hanyalah peringatan kepada manusia tentang efek kejahatan mereka sendiri. Allah Subhanahu wata'ala juga ingin menyadarkan manusia, bahwa sebenarnya hanya Dia lah yang Maha Menyembuhkan. Hanya dengan mendekatkan kepadaNya manusia akan sembuh dari segala sakitnya. Allah selalu ingin kau berakrab dengan kita, bahkan saat semua manusia meninggalkan kita sendirian dalam kesakitanmu. Percayalah bahwa baik ataupun buruk yang terjadi kepadamu, Allah senantiasa menyayangimu dan tak akan pernah mendholimimu."

Setelah menjawab banyak pertanyaan tersebut. sang sahabat ganti bertanya kepadanya " Sekarang jawablah pertanyaanku. Jika memang Allah jelas-jelas ada. mengapa kau masih menyembah sesuatu yang lain selainNya? Mengapa kau masih berharap kepada yang lain selain pada Ridho-Nya? Bukankah Allah adalah yang Maha Kuasa untuk menghidupkan bahkan mematikanmu?

Jika Allah itu memang ada, mengapa kau masih kerap berputus asa dan bersedih atas dunia? Bukankah rezeki bahkan jatah nafasmu telah dihitung dan bahkan dijamin kepastiannya? Dahulu kau terlahir bahkan tanpa bekal apapun, namun kini mereka telah menjadi seseorang manusia yang utuh yang mengenal dunia.

Jika Allah memang ada, mengapa kau masih mengeluh atas kesengsaraan, dan kegagalan, akibat ulah tanganmu sendiri? bukankah Allah itu maha Penolong? mengapa kau tak lantas membuang egomu jauh-jauh, menengadahkan tangan dan bersujud memohon ampun serta pertolongan kepadaNya. Malah kau sibuk memprotes Allah, dengan begitu banyak pertanyaan?.

Mendengar hal itu dia hanya terdiam tanpa bisa menjawab apapun.

Sang sahabat kemudian meneruskan perkataanya " Ketahuilah sahabatku, Allah memang ada. dia menyayangimu dengan caraNya, dia mengawasimu bahkan dengan cara yang Maha detail dari yang pernah kau kira, Dia tetap menemanimu saat kau butuh atau saat kau acuh, yang kau perlukan hanyalah percaya, bahwa Allah itu benar-benar ada. Dia dekat dengan para pemilik hati yang teduh, dengan jiea yang damai, dan sikap yang indah, yang percaya bahwa Allah itu Maha Pengasih dan tidak pernah meragukan atau bahkan mempertanyakan "Jika Allah memang adam mengapa aku begini dan begitu... ?"

Sumber: Syahidah/voa-islam

Dalam Dekapan Ukhuwah

 Dalam Dekapan Ukhuwah


Jika kau merasa besar, periksa hatimu
Mungkin ia sedang bengkak
Jika kau merasa suci, periksa jiwamu
Mungkin itu putihnya nanah dari luka nurani
Jika kau merasa tinggi, periksa batinmu
Mungkin ia sedang melayang kehilangan pijakan
Jika kau merasa wangi, periksa ihklasmu
Mungin itu asap dari amal shalihmu yang hangus dibakar riya


Dalam dekapan ukhuwah, merasa diri paling baik adalah tanah paling gersang dan lahan paling tandus bagi pohon iman. Seiring itu, benih persaudaraan hampir mustahil bisa tumbuh disana. Merasa diri lebih baik dibanding yang lain adalah penghalang terbesar dalam menjalin hubungan baik dengan sesama.

Dalam dekapan ukhuwah, tak ada tempat untuk kesombongan. Ia hanya khayal yang mengawang-awang. Karena kesombongan bukan berasal dari kebaikan dan kelebihan. Dia lahir dari kekurangan dan prasangka tanpa pijakan.

Sungguh yang membuat seseorang sombong dan bangga diri bukanlah kelebih-kelebihan yang dimilikinya, melainkan pikirannya yang dangkal dan jiwanya yang sempit.

Dalam dekapan ukhuwah, kita mengambil cinta dari langit. lalu menebarkannya di bumi.sungguh di surga,menara-menara cahaya menjulang untuk hati yang saling mencinta karena Allah. mari membangunnya dari sini, dalam dekapan ukhuwah.



radio muslim




Permusuhan Yahudi terhadap Islam sudah terkenal dan ada sejak dahulu kala. Dimulai sejak dakwah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan mungkin juga sebelumnya bahkan sebelum kelahiran beliau. Hal ini mereka lakukan karena khawatir dari pengaruh dakwah islam yang akan menghancurkan impian dan rencana mereka. Namun dewasa ini banyak usaha menciptakan opini bahwa permusuhan yahudi dan islam hanyalah sekedar perebutan tanah dan perbatasan Palestina dan wilayah sekitarnya, bukan permasalahan agama dan sejarah kelam permusuhan yang mengakar dalam diri mereka terhadap agama yang mulia ini.

Padahal pertarungan kita dengan Yahudi adalah pertarungan eksistensi, bukan persengkataan perbatasan. Musuh-musuh islam dan para pengikutnya yang bodoh terus berupaya membentuk opini bahwa hakekat pertarungan dengan Yahudi adalah sebatas pertarungan memperebutkan wilayah, persoalan pengungsi dan persoalan air. Dan bahwa persengketaan ini bisa berakhir dengan (diciptakannya suasana) hidup berdampingan secara damai, saling tukar pengungsi, perbaikan tingkat hidup masing-masing, penempatan wilayah tinggal mereka secara terpisah-pisah dan mendirikan sebuah Negara sekuler kecil yang lemah dibawah tekanan ujung-ujung tombak zionisme, yang kesemua itu (justeru) menjadi pagar-pagar pengaman bagi Negara zionis. Mereka semua tidak mengerti bahwa pertarungan kita dengan Yahudi adalah pertarungan lama semenjak berdirinya Negara islam diMadinah dibawah kepemimpinan utusan Allah bagi alam semesta yaitu Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam
Demikianlah permusuhan dan usaha mereka merusak Islam sejak berdirinya Negara islam bahkan sejak Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam hijrah ke Madinah sampai saat ini dan akan berlanjut terus. Walaupun tidak tertutup kemungkinan mereka punya usaha dan upaya memberantas islam sejak kelahiran beliau n . hal ini dapat dilihat dalam pernyataan pendeta Buhairoh terhadap Abu Thalib dalam perjalanan dagang bersama beliau diwaktu kecil. Allah Ta’ala telah jelas-jelas menerangkan permusuhan Yahudi dalam firmanNya:
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. (Qs. 5:82)
Melihat demikian panjangnya sejarah dan banyaknya bentuk permusuhan Yahudi terhadap Islam dan Negara Islam, maka kami ringkas dalam 3 marhalah;

Marhalah pertama:
Upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam di masa awal perkembangan dakwah islam dan cara mereka dalam hal ini.

Diantara upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam di masa-masa awal perkembangannya adalah:
  1. Pemboikotan (embargo) Ekonomi: Kaum muslimin ketika awal perkembangan islam di Madinah sangat lemah perekonomiannya. Kaum muhajirin datang ke Madinah tidak membawa harta mereka dan kaum Anshor yang menolong mereka pun bukanlah pemegang perekonomian Madinah. Oleh karena itu Yahudi menggunakan kesempatan ini untuk menjauhkan kaum muslimin dari agama mereka dan melakukan embargo ekonomi. Para pemimpin Yahudi enggan membantu perekonomian kaum muslimin dan ini terjadi ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mengutus Abu Bakar menemui para pemimpin Yahudi untuk meminjam dari mereka harta yang digunakan untuk membantu urusan beliau dan berwasiat untuk tidak berkata kasar dan tidak menyakiti mereka bila mereka tidak memberinya. Ketika Abu Bakar masuk Bait Al Midras (tempat ibadah mereka) mendapati mereka sedang berkumpul dipimpin oleh Fanhaash –tokoh besar bani Qainuqa’- yang merupakan salah satu ulama besar mereka didampingi seorang pendeta yahudi bernama Asy-ya’. Setelah Abu Bakar menyampaikan apa yang dibawanya dan memberikan surat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam kepadanya. Maka ia membaca sampai habis dan berkata: Robb kalian butuh kami bantu! Tidak hanya sampai disini saja, bahkan merekapun enggan menunaikan kewajiban yang harus mereka bayar, seperti hutang, jual beli dan amanah kepada kaum muslimin. Berdalih bahwa hutang, jual beli dan amanah tersebut adanya sebelum islam dan masuknya mereka dalam islam menghapus itu semua. Oleh karena itu Allah berfirman:Di antara Ahli Kitab ada orang yang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaranmereka mengatakan:”Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui. (Qs. 3:75)
  2. Membangkitkan fitnah dan kebencian: Yahudi dalam upaya menghalangi dakwah islam menggunakan upaya menciptakan fitnah dan kebencian antar sesama kaum muslimin yang pernah ada di hati penduduk Madinah dari Aus dan Khodzraj pada masa jahiliyah. Sebagian orang yang baru masuk islam menerima ajakan Yahudi, namun dapat dipadamkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam . diantaranya adalah kisah yang dibawakan Ibnu Hisyam dalam Siroh Ibnu Hisyam (2/588) ringkas kisahnya: Seorang Yahudi bernama Syaas bin Qais mengutus seorang pemuda Yahudi untuk duduk dan bermajlis bareng dengan kaum Anshor, kemudian mengingatkan mereka tentang kejadian perang Bu’ats hingga terjadi pertengkaran dan mereka keluar membawa senjata-senjata masing-masing. Lalu hal ini sampai pada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. maka beliau shallallahu ’alaihi wa sallam segera berangkat bersama para sahabat muhajirin menemui mereka dan bersabda “Wahai kaum muslimin alangkah keterlaluannya kalian, apakah (kalian mengangkat) dakwah jahiliyah padahal aku ada diantara kalian setelah Allah tunjuki kalian kepada Islam dan muliakan kalian, memutus perkara Jahiliyah dan menyelamatkan kalian dari kekufuran dengan Islam serta menyatukan hati-hati kalian.” Lalu mereka sadar ini adalah godaan syetan dan tipu daya musuh mereka, sehingga mereka mengangis dan saling rangkul antara Aus dan Khodzroj. Lalu mereka pergi bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dengan patuh dan taat yang penuh. Lalu Allah turunkan firmanNya: Katakanlah: ”Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan. Katakanlah:”Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan.” Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (Qs. 3:99)
  3. Menyebarkan keraguan pada diri kaum muslimin: Orang Yahudi berusaha memasukkan keraguan di hati kaum muslimin yang masih lemah imannya dengan melontarkan syubhat-syubhat yang dapat menggoyahkan kepercayaan mereka terhadap islam. Hal ini dijelaskan Allah dalam firmanNya: Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya): “Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mu’min) kembali (kepada kekafiran). (Qs. 3:72). Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini dengan pernyataan: Ini adalah tipu daya yang mereka inginkan untuk merancukan perkara agama islam kepada orang-orang yang lemah imannya. Mereka sepakat menampakkan keimanan di pagi hari (permulaan siang) dan sholat subuh bersama kaum muslimin. Lalu ketika diakhir siang hari (sore hari) mereka murtad dari agama Islam agar orang-orang bodoh menyatakan bahwa mereka keluat tidak lain karena adanya kekurangan dan aib dalam agama kaum muslimin.
  4. Memata-matai kaum Muslimin: Ibnu Hisyam menjelaskan adanya sejumlah orang Yahudi yang memeluk Islam untuk memata-matai kaum muslimin dan menukilkan berita Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan yang ingin beliau lakukan kepada orang Yahudi dan kaum musyrikin, diantaranya: Sa’ad bin Hanief, Zaid bin Al Lishthi, Nu’maan bin Aufa bin Amru dan Utsmaan bin Aufa serta Rafi’ bin Huraimila’. Untuk menghancurkan tipu daya ini Allah berfirman:Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaan orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata:”Kami beriman”; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka):”Marilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. (Qs. 3:118-119)
  5. Usaha memfitnah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam: Orang Yahudi tidak pernah henti berusaha memfitnah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, diantaranya adalah kisah yang disampaikan Ibnu Ishaaq bahwa beliau berkata: Ka’ab bin Asad, Ibnu Shaluba, Abdullah bin Shurie dan Syaas bin Qais saling berembuk dan menghasilkan keputusan berangkat menemui Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam untuk memfitnah agama beliau. Lalu mereka menemui Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan berkata: Wahai Muhammad engkau telah tahu kami adalah ulama dan tokoh terhormat serta pemimpin besar Yahudi, Apabila kami mengikutimu maka seluruh Yahudi akan ikut dan tidak akan menyelisihi kami. Sungguh antara kami dan sebagian kaum kami terjadi persengketaan. Apakah boleh kami berhukum kepadamu lalu engkau adili dengan memenangkan kami atas mereka? Maka Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam enggan menerimanya. Lalu turunlah firman Allah: Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kemu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati. hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. (Qs. 5:49)
Semua usaha mereka ini gagal total dihadapan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan Allah membalas makar mereka ini dengan menimpakan kepada mereka kerendahan dan kehinaan.

Marhalah kedua:
Masa perang senjata antara Yahudi dan Muslimin di zaman Rasulullah
shallallahu ’alaihi wa sallam.
Orang Yahudi tidak cukup hanya membuat keonaran dan fitnah kepada kaum muslimin semata bahkan merekapun menampakkan diri bergabung dengan kaum musyrikin dengan menyatakan permusuhan yang terang-terangan terhadap islam dan kaum muslimin. Namun Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam tetap menunggu sampai mereka melanggar dan membatalkan perjanjian yang pernah dibuat diMadinah. Ketika mereka melanggar perjanjian tersebut barulah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan tindakan militer untuk menghadapi mereka dan mengambil beberapa keputusan untuk memberikan pelajaran kepada mereka. Diantara keputusan penting tersebut adalah:
  1. Pengusiran Bani Qainuqa’
  2. Pengusiran bani Al Nadhir
  3. Perang Bani Quraidzoh
  4. Penaklukan kota Khaibar
Setelah terjadinya hal tersebut maka orang Yahudi terusir dari jazirah Arab.

Marhalah ketiga:
Tipu daya dan makar mereka terhadap islam setelah wafat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.

Orang Yahudi memandang tidak mungkin melawan Islam dan kaum muslimin selama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam masih hidup. Ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam wafat, orang Yahudi melihat adanya kesempatan untuk membuat makar kembali terhadap Islam dan muslimin. Mereka mulai merencanakan dan menjalankan tipu daya mereka untuk memalingkan kaum muslimin dari agamanya. Namun tentunya mereka lakukan dengan lebih baik dan teliti dibanding sebelumnya. Sebagian target mereka telah terwujud dengan beberapa sebab diantaranya:
  1. Kaum muslimin kehilangan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.
  2. Orang Yahudi dapat mengambil pelajaran dan pengalaman dari usaha-usaha mereka terdahulu sehingga dapat menambah hebat makar dan tipu daya mereka.
  3. Masuknya sebagian orang Yahudi ke dalam Islam dengan tujuan memata-matai kaum muslimin dan merusak mereka dari dalam tubuh kaum muslimin.
Memang berbicara tentang tipu daya dan makar Yahudi kepada kaum Muslimin sejak wafat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam hingga kini membutuhkan pembahasan yang panjang sekali. Namun rasanya cukup memberikan 3 contoh kejadian besar dalam sejarah Islam untuk mengungkapkan permasalahan ini. Yaitu:
  1. Fitnah pembunuhan khalifah UtsmanIni adalah awal keberhasilan Yahudi dalam menyusup dan merusak Islam dan kaum muslimin. Tokoh yahudi yang bertanggung jawab terjadinya peristiwa ini adalah Abdullah bin Saba’ yang dikenal dengan Ibnu Sauda’. Kisahnya cukup masyhur dan ditulis dalam kitab-kitab sejarah Islam.
  2. Fitnah Maimun Al Qadaah dan perkembangan sekte Bathiniyah. Keberhasilan Abdullah bin Saba’ membuat fitnah di kalangan kaum Muslimin dan mengajarkan saba’isme membuat orang Yahudi semakin berani. Sehingga belum habis fitnah Sabaiyah mereka sudah memunculkan tipu daya baru yang dipimpin seorang Yahudi bernama Maimun bin Dieshaan Al Qadaah dengan membuat sekte Batiniyah di Kufah tahun 276 H. Imam Al Baghdadi menceritakan: Diatara orang yang membangun sekte Bathiniyah adalah Maimun bin Dieshaan yang dikenal dengan Al Qadaah seorang maula bagi Ja’far bin Muhammad Al Shodiq yang berasal dari daerah Al Ahwaaz dan Muhammad bin Al Husein yang dikenal dengan Dandaan. Mereka berkumpul bersama Maimun Al Qadah di penjara Iraaq lalu membangun sekte Bathiniyah.Tipu daya Yahudi ini terus berjalan dalam bentuk yang beraneka ragam sehingga sekte ini berkembang menjadi banyak sekali sektenya dalam kaum muslimin, sampai-sampai menghalalkan pernikahan sesama mahrom dan hilangnya kewajiban syariat pada seseorang.
  3. Penghancuran kekhilafahan Turki Utsmani ditangan gerakan Masoniyah dan akibat yang ditimbulkan berupa perpecahan kaum muslimin.Orang Yahudi mengetahui sumber kekuatan kaum muslimin adaalh bersatunya mereka dibawah satu kepemimpinan dalam naungan kekhilafahan Islamiyah. Oleh karena mereka segera berusaha keras meruntuhkan kekhilafahan yang ada sejak zaman Khulafa’ Rasyidin sampai berhasil menghapus dan meruntuhkan negara Turki Utsmaniyah. Orang Yahudi memulai konspirasinya dalam meruntuhkan Negara Turki Utsmaniyah pada masa sultan Murad kedua (tahun 834-855H) dan setelah beliau pada masa sultan Muhammad Al Faatih (tahun 855-886H) yang meningal diracun oleh Thobib beliau seorang Yahudi bernama Ya’qub Basya. Demikian juga berhasil membunuh Sultan Sulaiman Al Qanuni (tahun 926-974H) dan para cucunya yang diatur oleh seorang Yahudi bernama Nurbaanu. Konspirasi Yahudi ini terus berlangsung di masa kekhilafahan Utsmaniyah lebih dari 400 tahunan hingga runtuhnya di tangan Mushthofa Ataturk.
Orang Yahudi dalam menjalankan rencana tipu daya mereka menggunakan kekuatan berikut ini:
  1. Yahudi Al Dunamah. Diantara tokohnya adalah Madhaat Basya dan Mushthofa Kamal Ataturk yang memiliki peran besar dan penting dalam penghancuran kekhilafahan Utsmaniyah.
  2. Salibis Eropa yang sangat membenci islam dan kaum muslimin dengan melakukan perjanjian kerjasama dengan beberapa Negara eropa yaitu Bulgaria, Rumania, Namsa, Prancis, Rusia, Yunani dan Italia.
  3. Organisasi bawah tanah/rahasia, khususnya Masoniyah yang terus berusaha merealisasikan tujuan dan target Zionis.
Usaha-usaha Musthofa Kamal Basya Ataturk dalam menghancurkan kekhilafahan setelah berhasil menyingkirkan sultan Abdulhamid kedua adalah:
  1. Pada awal November 1922 M ia menghapus kesultanan dan membiarkan kekhilafahan
  2. Pada tanggal 18 November 1922M ia mencopot Wahieduddin Muhammad keenam dari kekhilafahan.
  3. Pada Agustus 1923 M ia mendirikan Hizb Al Sya’b Al Jumhuriah (Partai Rakyat Republik) dengan tokoh-tokoh pentingnya kebanyakan dari Yahudi Al Dunamah dan Masoniyah.
  4. Pada tanggal 20 oktober 1923 M Republik Turki diresmikan dan Al Jum’iyah Al Wathoniyah (Organisasi nasional) memilih Musthofa Kamal sebagai presiden Turki.
  5. Pada tanggal 2 Maret 1924 M Kekhilafahan dihapus total.
Demikianlah sempurna sudah keinginan orang-orang Yahudi untuk menjadikan kekhilafahan sebagai Negara sekuler yang dipimpin seorang Yahudi yang berkedok muslim.
Mudah-mudahan ringkas sejarah permusuhan Yahudi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi pelajaran bagi kaum muslimin.
***
Penulis: Ustadz Khalid Syamhudi, Lc.
Artikel UstadzKholid.com dikutip oleh www.muslim.or.id