Abdullah
menunaikan ibadah haji dari hasil menjual sangkar burung. Itu ia usahakan sejak
1995. “ Insya Allah, saya berangkat tahun ini kloter 24. Apa yang saya
cita-citakan akhirnya tercapai.” Kata warga Natar, Kabupaten Lampung Selatan berusia 45 tahun itu di
Bandar Lampung, Selasa (2/10).
Ia selalu menceritakan awal membuka usahanya tu. Semula,
kata dia, terpikirkan takkan mampu menopang biaya untuk melaksanakan ibadah
Haji dari hasil usaha berdagang sangkar burung. “ Ketika itu saya sangat susah
. Jangankan mau berfikir untuk
menunaikan ibadah haji, mendapatkan uang untuk bisa makan esok saja sudah bagus.”ujar dia.
Abdullah memnberanikan diri terjun menekuni usaha itu setelah dia diputus kerjakan oleh
pabrik bantaran kereta api tempatnya
dulu bekerja. “Dari situ saya mulai menyerut helai demi helai bambu, untuk saya
jadikan sangkar burung.”Kisahnya.
Sejak itu , dia mulai menekuni usaha tersebut. Namun
dalam perjalanannya ia pernah mengaku mendapatkan cemoohan dari orang lain, “
Saya di-anggap bermimpi menjadi orang sukses dengan hanya menjual sangkar
burung,”ujarnya.
Namun, hasil kerjanya ternyata benar-benar berbuah manis.
Semula hanya satu buah kios sangkar burung yang berdiiri di tepi jalan Lintas
Sumatra di Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, kini daerah tersebut sudah menjadi
sentra perajin sangkar burung.
Dia mengakui , dalam sebulan bisa meraih omzet
berjualan sangkar burung antara Rp 200jt hingga Rp 500 jt per bulan. Para
pelanggan yang berdatangan dari berbagai Provinsi .” Disini memang sangat
strategis untuk mengembangkan usaha kerajianan seperti sangkar burung.” Kata
Abdullah lagi, seperti dikutip Antara.
Jumat
(5/10) mendatang, Abdullah. Perajin sangkar burung asal Natar Lampung ini akan
segera diterbangkan ke Tanah Suci untuk melaksanakan Ibadah Haji. Dia berdoa
menjadi haji yang mabrur dan segera dapat pula memberangkatkan isri beserta
ketiga anak-anaknya dari hasil berdagang sangkar burung.
Sumber: Republika- burhanudin bella

luar biasa, memang klo ditekuni usaha bikin sangkar bisa tuk hidup
ReplyDelete