Alhamdulillah, saya dan suami diberi kesempatan oleh Allah untuk menunaikan ibadah haji pada 2009. Pengalaman saat haji yang saya alami dan masih teringat hingga sampai saat ini yaitu ketika kami masih berada di Madinah.
Suatu malam di pelataran Masjid Nabawi, usai shalat maghrib saya duduk bersebelahan dengan seorang wanita,kira-kira seusia ibu saya, 50 tahun lebih. Kami berkenalan dan berbincang. Beliau bercerita, setelah shalat isya beliau harus bersiap-siap meniggalkan kota Madinah menuju Makkah Al-Mukharromah. Tetapi, beliau merasa puas atas waktu-waktu yang yang dilaluinya selama tinggal di Madinah. “Alhamdulillah Dhe, malam ini saya sudah khatam tadarus Alquran 30 Juz selama di Maadinah.”
Subhanallah, saya kagum kagum atas cerita Ibu dari Madura ini. Beliau melanjutkan , Ba’da Isya saya harus berkemas menuju Makkah, Semoga disana bisa khatam Alquran lebih banyak .” Saya mendengarkan cerita Ibu Madura ini dnegan terpaku, membandingkan dengan apa yang sudah saya lakukan selama di Madinah tujuh hari ini, tilawah lima juz pun belum saya lalui.
Saya dan suami yang merasa diberi kesempatan berhaji pada usia muda justru terkadang menghabiskan waktu tentang hal-hal yang tidak penting. Menunggu payung –payung hidrolik terbuka dan tertutup adalah momen yang kami tunggu, sambil sesekali memotret dan merekamnya di kamera kami.”Buat cerita ke anak-anak dirumah.”kilah suami saya.
Dan, saya semakin tersadar dengan kwtika pembingbing kami, Ustad Uud Chudori Lc, memberikan ceramahnya di maktab kami, “Gunakan waktu selama ibadah haji ini seefektif mungkin . Jangan mencari pengalaman –pengalaman bersifat fisik saja, tapi carilah pengalaman-pengalaman ruhiah (spiritual) yang membuat kita merasa nikmatnya beribadah kepada Allah di Tanah Suci ini.”tuturnya.
Menyaksikan gerakan payung-payung hidrolik , mengamati orang berlalu lalang, mengagumi pintu masjid yang indah dan kokoh, memegang halusnya kain kiswah penutup Ka’bah, apalagi berburu warung makan dan oleh-oleh, bagi saya adalah pengalaman fisik. Sedangkan, menangis merenungi dosa dan kekurangan diri , merasakan getar kerinduan bertemu Rasulullah SAW , mensyurkuri nikmat Allah yang mengizinkan hadir di rumah-Nya adalah bagian dari pengalaman ruhiah.
Begitu pula dengan melantunkan doa-doa panjang untuk diri sendiri , keluarga, kerabat, dan kemuliaan umat, melaksanakan shalat wajib serta sunah dengan kekhusyukan yang mas=ksimal. Dan, tentunya juga seperti yang dilakukan ibu dari Madura tadi, yang bertekad tadarus Alquran sebanyak-banyaknya.
Toh, sebenarnya sebenarnya tilawah Alquran satu juz hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Bila bacaan 30 juz bisa diselesaikan dalam waktu sembilan hari. Berarti hanya membutuhkan waktu 2,5 hari jam sehari untuk membaca Alquran. Sangat mudah, asal disertai kesungguhan niat.” Sebaik-baik dzikrullah adalah membaca Alquran,” demikian pesan dari ulama salama fusholeh.
Kepada jamaah calon haji yang akan berangkat, niatkan untuk bisa khatam membaca Alquran sebanyak-banyaknya selama di Tanah Haram dan itu bisa dilatih mulai dari sekarang selagi masih berada di Tanah Air. Selama Beribadah Haji.
Sumber:Republika/- ed:budi raharjo














